Beliau pernah memberi tahu saya bahwa beliau menyesali keputusannya untuk tidak bekerja dan tidak memanfaatkan gelar sarjana yang beliau punya.
Saat aku masih kecil,beliau selalu mengatur apa yang harus saya lakukan. Aku sering merasa apa yang beliau lakukan tidak adil untuk aku dan kakakku. Beliau sering memarahi aku kalau salah, karena aku masih kecil, semua terasa kejam. Aku takut sekali berbuat salah, karena kalau aku berbuat salah, beliau akan marah, seram.
Aku enggan minta sesuatu pada orang tua. Karena mama tidak pernah membelikan barang-barang yang aku minta. Waktu SD ada tempat pensil yang keren, dulu jaman tempat pensil tingkat. Aku selalu minta, tapi beliau tidak pernah membelikan. Dulu aku suka Barbie, setiap ada barbie baru keluar aku selalu ingin beli, beliau tidak selalu membelikan, dulu bagiku itu pelit. Setelah dipikir-pikir saat ini, memang eman juga yaaa kalau seandainya saat ini mama membelikan semua barbie yang aku ingin. Dulu saat SD uang jajanku terbatas, aku suka iri dengan teman-teman yang bawa uang banyak dan bisa jajan banyak. Maka, tidak jarang aku mengambil uang di atas kulkas yang untuk belanja sayur. Aku memakai uang itu untuk jajan di warung, sampai suatu saat mama bertanya "Kamu ngambil uang di atas kulkas ya?" aku takut sekali, aku bilang enggak, lalu beliau berkata "Bilang aja, yang penting mama tahu." tapi melihat ekspresi beliau yang mengerutkan dahi tidak membuatku tergerak untuk mengakui saat itu.
Tetapi, semua berubah saat aku kelas 2 SMP. Beliau harus menemani ayah yang bekerja di luar pulau. Beliau memberikan kartu ATM untuk aku pakai sebagai uang sangu ke sekolah. Setiap bulan beliau mengirim 300.000. beliau memperkirakan 10rb perhari sudah cukup karena aku diantar jemput naik ojek.
Mulai saat itu aku merasa beliau memberi sesuatu yang tidak pernah beliau berikan sebelumnya. Hal tersebut adalah Kepercayaan. Setiap bulan aku pasti dapat 300rb , entah itu ada libur berapa hari dalam satu bulan. Timbul satu keinginan dan rasa suka yang baru pada diriku, yaitu menaabung. Aku suka melihat saldo di ATM kala banyak. Beliau tidak pernah lagi marah, beliau mendukung semua kegiatan yang aku pilih. Beliau memintaku untuk mengikuti ekstrakulikuler yang aku tidak suka, aku menolak saran beliau, dan beliau tidak marah.
Kelas 3 SMP, uang bulananku bertambah menjadi 650rb perbulan. Sekelas, yang menetapkan sistem uang jajan yang sama dan dengan jumlah yang sama hanya duaa orang, aku dan seorang temanku yang bernama Ghozali. Tapi, Ghozali 600rb, 50rb dibawahku. AKu pikir uang jajanku itu normal, mengingat saat SD, sangu temanku hampir 10rb. Ternyata, justru temanku hampir tidak ada yang pengguna aktif ATM selain aku dan Ghozali. Mereka diberi sangu harian dengan jumlah yang tidak pasti. Jadi saat temanku tahu berapa jumlah uang jajanku, mereka bilang itu besar sekali. Maka, aku bilang, aku naik motor ke tempat les, aku beli bensin sendiri, pulsa beli sendiri, dan kadang buku lks aku pakai uang itu. Temanku mengakui mereka minta uang tambahan untuk hal yang aku sebutkan tadi. Disini aku mulai merasa mama telah mengatur uang dengan cukup, tidak kekurangan untukku kalau aku tidak hedon.
Selanjutnya, aku kelas 1 SMA. Dengan bahagia aku melihat saldo tabunganku sudah mencapai 2,5 juta, tanpa kekurangan dan tanpa pernah merasa miskin walaupun hemat. Uang jajanku bertambah menjadi 650rb. Namun, aku sekarang tiap hari naik motor sendiri, jadi 50rb dianggap sebagai uang bensin untukku. Akhir kelas 1 SMA, saldo ATM mencapai 3juta. Terlintas ide ingin membeli sepatu mahal. aku ke pusat belanja dan belanja hedon. Melihat saldo tabunganku menjadi 1.xxx.xxxx (lupa) membuatku sangat menyesal. Karena menabung satu juta itu butuh waktu yang cukup lama. akhirnya mulai saat itu aku sangu makan dari rumah, berharap tabungan segera terisi kembali.
Mama sudah tinggal bersamaku lagi, tapi sistem uang jajan dikirim pakai ATM masih berlanjut. Sampai blog ini kutulis.
Kepercayaan mama membuatku meninggalkan kebiasaan berbohong. Dulu aku suka sekali berbohong, tapi sekarang aku benci dan tidak pernah mau berbohong sejak kelas 3 SMP akhir. Karena terasa, berbohong itu tidak ada gunanya, suatu saat pasti akan ketahuan. Daan... buat apaaaa, beneran, berbohong itu ga ada manfaatnya, untuk hal kecil apalagi, mana ada berbohong demi kebaikan, untuk kebaikan sekalipun aku tidak pernah ada keinginan berbohong, kalau memang tidak mau kasih tahu, ya diam saja, tidak perlu berkata yang tidak pernah terjadi.
Selain itu, beliau yang dulu terlihat kejam menjadi jauh lebih sangat baik bagiku. Beliau mendukung setiap hal yang aku lakukan, Dari aku yang awalnya hanya laporan saja mau ikut ini-itu, kini beliau lah yang aku minta untuk memutuskan kegiatan apa yang aku ambil. Beliau pernah berkata "Bukannya ingin melarang, tapi mama sama ayah sudah hidup lebih lama dari kamu, kami sudah lebih dulu merasakan yang kamu alami." Bahkan saat ku ingin masuk Teknik Arsitektur dengan menggebu-gebu, beliau mendukung padahal beliau tahu aku tidak mampu, untuk masuk saja tidak mampu, hahahaha, apalagi kuliah di sana.
Orang tua adalah inspirasi setiap hal yang kulakukan. Tidak ada artis yang dapat membuatku mengagumi mereka untuk waktu lama. Tokoh Idola penginspirasiku dalam bertindak adalah orang tuaku, bukan Bill Gates, Bukan Steve Job, Bukan artis-artis atau orang-orang Kaya di dunia ini. Nabi Muhammad itu berbeda, Nabi Muhammad adalah manusia paling atas yang kukagumi.
Kebiasaanku tidak meminta sesuatu pada orang tua masih berlanjut sampai sekarang. Sekarang aku kuliah dengan uang jajan 2juta/bulan. Mama sudah menghitung dengan baik. Sangat cukup untukku, dan masih bisa tetap menabung setiap bulan. Aku meminta doa beliau setiap menemukan kesulitan. Beliau adalah penasihat terbaik bagiku, setiap saran dari beliau selalu aku dengar baik-baik. Beliaulah orang yang pertama kali aku tanyakan sebelum membuat keputusan.
Saat ini tabungan di ATM sudah, alhamdulillaaahhh, jumlahnya sudah cukup untuk beli motor honda beat di lazada. hahaha, tapi aku tidak pernah merasa saldo di ATM itu punyaku, aku merasa, secara tidak langsung, Orang tua menabung padaku, suatu saat kalau beliau membutuhkan, sudah pasti akan aku kembalikan semua itu. Rezeki semua datang dari Allah untuk memenuhi kebutuhan kita, maka dari itu, untuk apa dihambur-hamburkan kalau memang kita tidak butuh, hehehehe