Rabu, 07 Oktober 2015

I Am Brave Enough to Write


Please be careful
I remind you something
DO NOT YOU DARE TO READ THIS POST IF YOU DO NOT CARE ABOUT ALAY PERSON (ME)
yes, ummm, I write this because I am feeling blue
This will be disturb you, because this is not important
If you really want to read this, so, please, be patient, because my grammar is not good enough yet
But, soon! I will be good at speaking English! (:

Well, now I live in different city from my parents, especially my mother
I was in Jogja, but, now, I am in Bintaro, Tangerang
I live in kos-kosan, it is such a rent bedroom in citizen house, it is payed per month or per year
Of course, I live alone at kos-kosan
I thought that it will be easy to live alone, without my family around me
Because I was cold person, I did not talk to much with my mother or my grandmother even we always meet each other in every corner of my home
It was not mean that I do not care, but, that was true that I was to busy with my own life
Although I did not talk to much, I was still gathering with them every time I was in home

I love my own life, I am used to living without my full-team-family around me
So, live alone again? It is not a big Problem

It has been 3 days without my mother in my kos-kosan
She went back to Jogja after spent one week prepared for my college stuffs
I live alone now it must be a simple thing for me

Actually, it is not as simple as that
at least I am not feeling simple yet
I cry a lot, studying in college reminds me of them

I saw my mother's face when she smiled, she was happy to know that I passed the test to enter my college now, although I had to go to another city
At night, she said, "It will make me miss you, when I see your bedroom and you are not there"
I smiled, then she said "I have never expected that you will go as fast as this"
I did not say anything, just smile, laugh, and happy, I did not feel what she felt

But, I love her, I love my father, I love my sister, I love my grandmothers, I love my home in Jogja, I love my pink-can-car, I love my bedroom, I love my holiday-job as my mother's worker, I love my father's call, I love my wi-fi, I love my fridge, I love my homes kitchen, I love to cook random things there, I love to come to my mothers bedroom and ask her to put some oil on my back, I love to chat with my mother after study hard, I love to lay beside her, I love to see her watching youtube, I love everything about my family

They always cheer me up
I am sad, now I leave them, and I have not give them special thing to being remembered yet
Aku meninggalkan rumah tanpa meninggalkan sesuatu yang baik untuk mereka, maksudku, aku sadar yang aku lakukan selama ini lebih banyak merepotkan daripada membantu
Although, I know they are always proud of me

At this time, I will work more hard, I want to see them smile and happy at the same time, and of course I hope I will be the reason why

I am here, in my new college, with dreams and optimisms
Brave and Strong
I really love them, my love is growing bigger because Allah SWT

I prepare for my gift for them, guess what?? You know, the perfect present (:

Kamis, 01 Oktober 2015

720 Detik ( PKN - STAN Part 5 )

Setelah latihan selama semingguan
Sehari sebelum tes kebugaran dan kesehatan, aku mengecek tensi
Itu hari Senin, paginya aku kuliah, lalu siangnya sebelum masuk di jadwal ke-dua, aku pulang karena dimarahi ayah, kata beliau, "Besok tes kesehatan kok hari ini malah kuliah, istirahat yang banyak di rumah sana."

Sebelum sampai rumah, aku mengecek tensi di apotek dekat rumah, dan tensiku adalah.....
103/60
Fantastis, aku memang darah rendah, tapi tidak disangka itu benar-benar rendah
Siang itu, aku langsung dibelikan tongseng kambing dan makan yang banyak dagingnya, hehe
Lalu tidur sampai jam setengah 5 sore
Sholat, skipping 80kali
Lalu malamnya tidur cepat setelah mempersiapkan baju yang dipakai buat tes besok

Jam 6.15 aku sampai di Balai Diklat Keuangan (BDK) Yogyakarta
Sudah banyak yang mengantri dan aku dapat nomor 281 dari 300 lebih peserta yang tes hari itu

Aku lupa pukul berapa, tapi masih pagi, mungkin jam 9 lebih, aku sudah masuk ruang regstrasi dan dapat cap pertama di tangan
Setelah registrasi, langsung cek kesehatan, di dalam itu cepat, tapi memang ngantri di luar yang lama

Cek kesehatan, kami lepas sepatu dan kaus kaki
Diukur tinggi badan dan berat badan, saat itu tinggiku tercatat 167cm dan berat badan 54,5 kg
Lalu di tes buta warna pakai gambar-gambar yang ada di google, tapi yaa tidak di google juga sih, di kertas gitu, tapi itu tes manual, baca angka dalam gambar
Lalu tes mata minus, kalau di Jogja, alatnya biasa, isinya ada gambar papan catur begitu, mataku tak mampu melihat dengan baik, hahaha, benar-benar cuma bisa lihat 3 gambar terbesar dari 18an, itu aja burem banget, pakai kekuatan batin, hahaha

Selanjutnya cek tensi, Alhamdulillah tensiku 110/70, Normaalll

Lalu ke tempat dokter yang jaga, di tanya-tanya apakah ada penyakit bawaan, lalu bagian perut di tekan dan ditempel stetoskop hehe
Keputusan dokter aku sehat dan diberikan izin untuk ikut tes kebugaran

Lokasi tes kebugaran di lapangan dekat BDK Yogyakarta
Sepuluh orang diangkut dalam satu mobil dan menempuh perjalanan mungkin 3 menitan

Sampai di Lokasi, kami menunggu giliran
Aku dan sembilan orang lainnya menunggu 15 menit, lalu kami dapat luaran berwarna lengkap dengan nomor punggung (seperti yang dipakai pemain bola kalau latihan)
Ada warna biru, emas, dan merah
Kelompokku dapat warna biru, aku dapat nomor 4, jadi lengkaplah namaku Biru 4
Ciee nomor empat, nomor punggungnya kapten basket ku tercintaahh, mbak Faraaa <3<3<3

Satu kloter lari ada 3 kelompok, yang berarti 30 orang berlari dalam waktu bersamaan
Setiap satu putaran, kami harus meneriakan nama lapangan kami, yaitu warna baju dan nomor punggung, ya namaku Biru 4

Tiga puluh orang jadi 6 baris, aku di baris nomor dua
Ketika waktu dimulai, semua berlari dengan kencang, aku berada di paling belakang
Aku tetap tenang, pokoknya lari, simpan tenaga, tidak mengenal istilah jalan, apalagi berhenti
Panjang lapangan saat itu 300 meter
Setiap satu putaran, aku berteriak dengan lantang "BIRUU EMPAATT", biar aku semangat, dan panitia bisa memberi perhatian kepadaku hihihi
Lariku tidak tambah lambat, tapi juga tidak tambah cepat sampai putaran ke-tiga
Sampai putaran ke-dua akhir, aku masih paling belakang
Di putaran ke-tiga, aku mulai menyalip tiga sampai lima perempuan, laki-laki juga mulai menyalip aku
Di putaran ke-empat, waktu kurang 5 menit, aku mulai menyalip 80% peserta perempuan, karena mereka jalan
Di putaran mau dapat lima, waktu tinggal 2 menit, aku benar-benar lelah, dan rasanya sulit menambah kecepatan
Panitia mulai menghitung 10 detik mundur, aku langsung berlari secepat mungkin dan dapat 100 meter lebih
Hingga akhirnya, aku berhasil menempuh 1495meter
Yah, tidak sampai 5 putaran, tapi aku cukup puas karena aku tidak jalan sedikitpun
Temanku, laki-laki, dia sama-sama D3 Akuntansi seperti aku, dia berhasil 7 putaran, berarti kira-kira 2100 meter

Lalu kami istirahat mungkin 10 menit, sambil duduk dan berbagi makanan sama teman-teman satu kelompok
Aku tidak merasa capek sekali, mengatur napas 30 detik saja, aku sudah merasa kuat lagi
Lanjut lari angka delapan aku lasanakan dengan tenaga penuh
Instruktur mencontohkan dari kiri, tapi karena aku latihan dari kanan, jadi, aku memulai dari kanan

Yak, sudah itu saja, aku tidak tahu berapa detik, karena saat itu aku bertanya, instruktur tidak mau memberi tahu

Aku cemas dengan perolehan lari 12 menitku yang tidak begitu tinggi
Tapi karena aku membaca artikel yang memberi tahu kalau ada perempuan yang lolos dengan jarak 1200 meter, aku merasa punya harapan

Akhirnya, saat pulang, aku mendapat cap ke-tiga

Kadang aku berpikiran bahwa PKN - STAN tidak hanya melihat seberapa jauh kita lari, tapi lebih condong ke sebuah patokan, lalu kalau kita sudah memenuhi patokan tersebut, ada pertimbangan lain yang menjadi penentu kelolosan
Semua penting, dari tes tulis, tes kebugaran, tes kesehatan
Jadi walaupun kita berlari 720 detik sampai rasanya mau pingsan, kemudian lari angka delapannya kita memakan waktu yang lama, bisa jadi nilai kita jadi turun gara-gara lari angka delapan itu
Hanya anggapanku saja sih

Alhamdulillah, tanganku bergetar ketika Minggu pagi temanku mengirim pesan beserta  gambar daftar nama
pesannya singkat, tetapi mengena....
"Selamat ya, kamu ke Jakarta"

See You!

Dua Belas Menit yang Hanya Sekali ( PKN - STAN Part 4 )

Tahap satu tes tertulis udah nih, entah kriteria apa yang dinilai oleh panitia penyelenggara USM saat itu hingga akhirnya terpilih sebagian untuk mengikuti tahap 2

Ada waktu delapan hari sebelum tes tahap ke-dua
Tes tahap ke-dua ada lari dua belas menit dan lari angka delapan

Dalam dua belas menit, kita harus menempuh jarak sejauh yang kita bisa, halal deh bagaiana cara larinya, mau jalan cepat, jogging, sprint, jalan sambil lari, lari sambil jogging, mau merangkak sampai guling-guling juga tidak masalah, kata penjaga kloterku kayak gitu, hahahaha
Tapi berkualitas sedikit laahh, jangan sampai merangkak apalagi guling-guling, hahahaha

Lari angka delapan itu, dua tiang, kita lari menyilang, untuk lebih jelas bisa search video lari angka delapan, yang dinilai kecepatan waktu kita

Walaupun aku mantan pemain basket, tes ini cukup sulit, karena sudah lama aku tidak main basket dan selama libura kelas 12 kerjaanku di rumah cuma tidur, makan, sholat, mandi, tidur lagi, yah jarang beraktivitas di luar rumah
Sudah pasti lemak ngumpul dan otot melembek

Pengumuman yang malam hari, besok paginya aku sudah mulai latihan lari
Pemanasan itu penting, biar tidak mudah kesleo, dari dulu main basket, aku bisa abis waktu banyak buat pemanasan, karena memang penting banget, 20 menit lebih buat pemanasan itu bukan hal yang sia-sia
Nah, karena ini berlari, aku pemanasan fokus di kaki, lebih banyak di kaki daripada di tangan, tapi tangan juga harus kuat loh ya, soalnya kalau lari lama, tangan bisa pegel

Aku lari di lapangan deket rumah, mungkin satu putaran 150 meter kurang
Awalnya aku lari secepat yang aku bisa, putaran pertama bisa ditempuh satu menit kurang
putaran ke-dua satu menit pas
putaran ke-tiga satu menit lima belas detik
putaran ke-empat rasanya sudah tak sanggup lagi
putaran ke-lima aku mulai jogging
putaran ke-enam aku mulai jogging yang melambat
putaran ke-tujuh aku jogging udah seperti kecepatan orang jalan kaki
Tapi aku tetap jogging, mau selambat apapun, jangan sampai jalan
Sambil jogging aku mengatur napas, jadi kadang joggingnya tambah cepat
Di putaran ke-13 aku udah capek banget, tapi masih harus lanjut, aku yakin aku kuat kalau jogging selama itu, karena dulu waktu main basket, aku bisa melakukan lebih dari ini
Walaupun kecepatan jogggingku kayak orang jalan kaki, aku tetap jogging, sampai putaran ke-20
Yak, aku masih kuat, 20 putaran tanpa berjalan aku bisa dan tidak capek yang rasanya seperti mau pingsan

Putaran ke-21 aku berjalan muter lapangan itu, mamaku, yang menemani dipinggir lapangan sambil menghitung waktu bilang kalau kecepatan joggingku sama jalan kaki di putaran ke-21 malah lebih cepat aku jalan kaki, hahahaha

Aku latian tiap hari
Ada juga hari waktu aku kuliah sampai jam 10 lalu pulang lanjut lari lagi 15 menit lagi, siang-siang, aku pakai topi, sarung tangan, slayer, dan baju panjang, serba tutupan pokoknya, soalnya lari di bawah sinar matahari yang menyengat itu malah bikin sakit
Gak lama-lama latihannyaa, paling 15 menit buat latihan daya tahan lari tanpa berhenti
Sore harinya skipping 800kali

Setelah empat hari latihan, aku mulai sadar lariku tidak efektif, mudah lelah dan tidak menempuh jarak yang jauh
Akhirnya aku bertanya pada adik sepupu yang pingin jadi TNI, bagaimana cara memanfaatkan waktu 12 menit agar tidak mudah lelah dan bisa menempuh jarak yang banyak?
Dia menjawab, "Awalnya jangan cepat-cepat mbak, jogging aja, terus lama-lama makin cepat."
Aku = "Tapi perutku sakit, Nul, tadi aku lari padahal baru 3 putaran."
Aznul = "Jangan minum air putih banyak-banyak sebelum lari, nanti perutnya kembung, malah jadi kram perutnya"

Lalu aku cerita tentang saran adik sepupuku ini pada mamaku
Mamaku setuju dan aku dikasih saran kalau jogging jangan lompat tinggi-tinggi (iya memang aku kalau jogging bukannya kakinya melebar, malah lompat rada tinggi, hehehehe) karena itu bikin cepat capek

Dua hari sebelum hari H adalah Hari Minggu
Aku pergi ke Mandala Krida, Mandala Krida adalah salah satu stadion di Jogja, bersama temanku yang sama-sama lolos tahap pertama
Sarannya tidak jauh beda dari adik sepupuku, lalu aku mencoba, dan benar! Dalam dua menit, aku tidak merasa terlalu capek, dan jarak yang aku tempuh cukup jauh, mungkin 320an meter
Selama latihan, aku pakai sepatu basket, karena lebih berat
Ketika tes aku pakai sepatu running biar lebih ringan

Setelah berlari-lari, aku mencoba lari angka delapan
Pertama kali mencoba lari angka delapan, aku dapat 23 detik
Lalu percobaan ke-dua 22 detik
Percobaan ke-tiga 23 Detik
Percobaan ke-empat 22 detik
Tapi karena habis lari lumayan jauh jadi cukup melelahkan waktu mencoba lari angka delapan

Sambil mengumpulkan tenaga buat pulang ke rumah, aku dan temanku sharing tentang alasan kenapa mau memperjuangkan masuk PKN-STAN
Dan memotivasi masing-masing agar tidak mudah menyerah saat tes besok

Kakakku bilang, hanya dua belas menit yang pertama dan terakhir
Sudah kok, lari sekali aja, belum tentu besok-besok bakal ketemu lagi
Besok kalau 12 menitnya udah selesai, udah gak akan lari lagi
Ini kesempatan, manfaatkan dengan baik

SeeYou!